Posisi Mahasiswa dan Perjuangan Nasional
( oleh : Martho Z warat )
Pendidikan merupakan sebuah inti dari kemajuan tenaga produktif
nasional. Gerak maju bangsa Indonesia untuk berkembang menjadi sebuah bangsa
modern, mandiri dan bermartabat terhalang oleh masih berkuasanya susunan
ekonomi Imperialisme dalam ekonomi didalam negeri. Imperialisme telah menguasai
sumber daya dan seluruh kekayaan alam
nasional tanpa menyisakan sedikitpun, sehingga sektor pendidikan kekeringan
anggaran. Imperialisme pula yang mengharuskan sistem pendidikan nasional
dilempar kepada mekanisme pasar guna akumulasi profit mereka.
Meskipun tidak menapikan kebutuhan mengankat isu-isu
sektoral guna membangkitkan massa luas mahasiswa, akan tetapi perlu ditegaskan
bahwa poros perjuangan pokok mahasiswa sekarang ini adalah anti-imperialisme
atau pembebasan nasional. harus dijelaskan kepada massa luas mahasiswa, bahwa
tidak ada pendidikan yang bisa diakses luas oleh seluruh rakyat, tidak ada mutu
dan kualitas pendidikan, tidak ada pendidikan kerakyatan jikalau sektor
pendidikan masih dikankangi oleh Imperialisme.
Oleh karena itu, gerakan mahasiswa harus menyokong
sepenuh-penuhnya perjuangan pembebasan nasional. sehingga dalam kepentingan
ini, beberapa isu yang merupakan program dari pembebasan nasional dapat dimengerti dan
dipahami oleh semua massa mahasiswa
dan rakyat
Tuntutan Nasionalisasi Perusahaan
Pertambangan Asing
Syarat bebas bagi perkembangan ekonomi nasional adalah perkembangan
tenaga-tenaga produktif (teknik produksi dan sumber daya manusia). Ketika memacu
pertumbuhan produksi didalam negeri, sektor Industri harus difasilitasi
berkembang dan klas pekerja harus diberikan jaminan kesejahteraan berupa upah
yang layak. Ini hanya akan berhasil jika seluruh kekayaan alam dan dimobilisasi
demi kepentingan Industri nasional. Saat ini, usaha untuk membangun dan
memperkuat Industri dalam negeri berhadapan dengan serbuan ekonomi kaum
Imperialis. Imperialisme yang berwatak monopoli menghendaki penguasaan sumber
bahan baku dan material milik negara-negara dunia ketiga, mengusai perdagangan
komoditi dan pasar dunia ketiga, dan mengusai massa pekerja kita guna
memperbesar akumulasi profit (laba) mereka.
Imperialisme yang berwatak monopoli telah menempatkan
negara-negara bangsa (nation) yang terbelakang sebagai sumber penghisapan dan
sasaran eksploitasi. Dalam derajat tertentu, hal tersebut memicu lahirnya
gerakan pembebasan nasional, yang kadang diikuti bahkan dipimpin dengan
bersemangat oleh borjuasi nasional yang tersingkirkan pula oleh Imperialisme. borjuis membutuhkan “nation” sebagai benteng
membangun dan menata modalnya dalam tahap awal.
Tidak akan ada kesempatan membangun ekonomi nasional jikalau susunan ekonomi Imperialis masih mendominasi. Harus ada upaya untuk merebut kembali semua sumber daya alam kita yang sekarang dikuasai oleh pihak asing. Sektor energi kita yang cukup vital, sekitar 80% dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing, demikian pula dengan mineral dan lain-lain. Akibat pengusahaan asing terhadap sumber-sumber energi dan mineral menyebabkan Industri dalam negeri berjalan kearah kolaps. Tindakan pertama yang seharusnya dilakukan untuk menyelamatkan ekonomi nasional dan menciptakan basis industrialisasi nasional adalah melancarkan pengambil-alihan (nasionalisasi) terhadap perusahaan pertambangan asing, kemudian dilanjutkan kepada perusahaan asing vital lainnya. Sehingga nasionalisasi terhadap perusahaan tambang asing tidak dapat ditunda-tunda lagi. Nasionalisasi harus ditempatkan sebagai bagian dari perjuangan menegakkan martabat dan kedaulatan bangsa, dimana bangsa indonesia memiliki posisi setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia, termasuk korporasi asing.
Tidak akan ada kesempatan membangun ekonomi nasional jikalau susunan ekonomi Imperialis masih mendominasi. Harus ada upaya untuk merebut kembali semua sumber daya alam kita yang sekarang dikuasai oleh pihak asing. Sektor energi kita yang cukup vital, sekitar 80% dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing, demikian pula dengan mineral dan lain-lain. Akibat pengusahaan asing terhadap sumber-sumber energi dan mineral menyebabkan Industri dalam negeri berjalan kearah kolaps. Tindakan pertama yang seharusnya dilakukan untuk menyelamatkan ekonomi nasional dan menciptakan basis industrialisasi nasional adalah melancarkan pengambil-alihan (nasionalisasi) terhadap perusahaan pertambangan asing, kemudian dilanjutkan kepada perusahaan asing vital lainnya. Sehingga nasionalisasi terhadap perusahaan tambang asing tidak dapat ditunda-tunda lagi. Nasionalisasi harus ditempatkan sebagai bagian dari perjuangan menegakkan martabat dan kedaulatan bangsa, dimana bangsa indonesia memiliki posisi setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia, termasuk korporasi asing.
Penghapusan Utang Luar Negeri
Utang merupakan jerat yang diikatkan
kepada leher rakyat dunia ketiga guna memaksa mereka menjalankan kewajiban yang telah di tetapkan dalam perjanjian. Sejarah utang dalam perekonomian Indonesia sebagian merupakan
warisan kolonialisme (Konferensi Meja Bundar), dibawah orde baru, kemudian
semakin diperkuat lewat kerjasama dengan IMF setelah reformasi. dan Saat ini di kepemimpinan JOKOWI JK , estimasi utang luar negeri kita 2016
1) Singapura (US$ 54,98 miliar), turun 9,43%
2) Jepang (US$ 32,33 miliar), naik 0,69%
3) China (US$ 13,91 miliar), naik 59,05%
4) AS (US$ 10,05 miliar), turun 6,65%
5) Belanda (US$ 9,96 miliar),
2) Jepang (US$ 32,33 miliar), naik 0,69%
3) China (US$ 13,91 miliar), naik 59,05%
4) AS (US$ 10,05 miliar), turun 6,65%
5) Belanda (US$ 9,96 miliar),
Industrialisasi Nasional
Industri didalam negeri tidak pernah dikembangkan guna memenuhi
kesejahteraan rakyat. Karena sepenuhnya pengembangan Industri didalam negeri
disesuaikan dengan kepentingan perluasan dan ekspansi kapital sebagai
kelanjutan dari ekonomi kolonial yang sempat terinterupsi di era Soekarno.
Kapitalisme monopoli yang tumbuh menggantikan kompetisi bebas mencaplok kapital
kecil dan domestic, sehingga kapital domestic (dalam negeri) buat benar-benar
bergantung pada kapital asing. Tergantung
dalam hal permodalan, bahan baku, teknologi, sampai dengan pasar.
Ketergantungan industri dalam negeri menyebabkan produktifitas nasional tidak
berkembang maju, tidak juga memprogressifkan hubungan-hubungan produksi
sehingga melahirkan sebuah relasi produksi yang bisa memenuhi kesejahteraan
rakyat.
Industri dalam negeri tidak memili basis Industri dasar
yang kuat. Kebanyakan Industri yang berdiri merupakan industri rakitan. Ciri lain industri yang
tumbuh adalah rendah teknologi sehingga, tidak membutuhkan tenaga kerja yang
berketerampilan. Rendahnya kapasitas Inudstri dalam negeri dan sepenuhnya
sangat tergantung kepada asing menyebabkan nilai tambah yang dihasilkannya
cukup kecil. Hal itu berdampak pada rendahnya upah dan kesejahteraan para
pekerja.
Program Industrialisasi nasional dimaksudkan untuk
memobilisasi seluruh sumber daya (sumber daya alam, tekhnologi, dan SDM) untuk
membangun dan memperkuat industri dalam negeri; industri minyak, petrokimia,
besi dan baja, sintetis, dll.
Perjuangan Mahasiswa dan
Front Persatuan Nasional
Perjuangan anti Imperialisme akan bermuara pada “kemenangan”, jika
gerakan mahasiswa bisa menerapkan politik persatuan yang tepat. Politik
persatuan disini adalah prinsip pengakumulasian kekuatan massa dan dukungan
massa rakyat terhadap tahapan perjuangan yang berada didepan mata. Didalam
menjalankan persatuan, prinsip utamanya adalah memperlebar kawan dan
mengisolasi musuh dengan tidak menanggalkan independensi politik kita . Ketika berpraktek, tidak
jarang kita menemukan politik persatuan yang kaku, reaksioner dan merugikan
perjuangan secara umum. Banyak yang menyerukan persatuan dalam seruan-seruan
politik, tetapi menerapkan persyaratan (kesepakatan) yang terlampau ketat
sehingga hasilnya persatuan minoritas kecil (sekte). Tipe politik persatuan
seperti ini dikatakan sebagai “politik
pintu tertutup”.
Imperialisme berkuasa dengan mulus berkat kemampuannya
membangun kekuasaan politik dinegara-negara dunia ketiga. Dibelahan dunia
ketiga, tersebar pemimpin-pemimpin politik yang hidup dari “pundi-pundi” sebagai hadian modal asing
atas jasanya “membuka jalan terhadap imperialisme. dan menyerahkan kedaulatan
nasional secara bulat-bulat kepada modal asing.
Rejim yang berkuasa sekarang, ataupun rejim-rejim
sesudahnya jikalau tetap menjadi “pelayan” modal asing, merupakan musuh rakyat Indonesia didalam negeri.
Perjuangan anti-imperialisme harus menyingkirkan rejim-rejim “pesanan asing” di tahap pertama,
kemudian dilanjutkan dengan memblokade semua kepentingan asing didalam negeri.
Sehingga, perjuangan anti-imperialisme haruslah mewujudkan sebuah pemerintahan
yang berdasarkan pancasila dan
hakikatnya , yang menyingkirkan semua praktek
imperialisme baik dilapangan ekonomi, politik, ataupun budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar